PERBEDAAN IDIOLOGI PARTAI
DALAM BERKOALISI
MEMPENGARUHI
KEBIJAKAN PADA MASYARAKAT
Perbedaan
ideologi memang menjadi masalah dan tidak harus berkoalisi, karena ideolgi
sendiri mempunyai ikatan yang sangat kuat terhadap suatu partai dan akan
menjelaskan basis sistim nilai dan faham yang menjelaskan mengapa suatu partai
harus ada, selain itu ideologi merupakan
baisis perjuangan atau cita-cita yang ingin di capai suatu partai politik. platform partai tentang permasalahan
bangsa dan Negara menjadi tolak ukur yang penting dalam impementasi ideologi
pilitik
Dengan
demikian ideologi seharusnya melekat pada kehadiran suatu partai politik suatu
nilai kepercayaan dan norma harus tercermin dalam semua aspek organisasi partai
politik bersangkutan sementara itu Thompson (2004) melihat bahwa ideologi
politik menjiwai setiap aktivitas organisasi partai politik, baik berupa
pernyataan, kritikan, program, dan isu politik di sini ideologi mendapatkan
muatan yang sangat besar dan tak kala pentingnya berupa tujuan akhir dan
kondisi ideal yang ingin di capai. Pemahaman ideologi dengan dasar ini secara
implinsit menyatakan bahwa pertempuran ideologi adalah pertempuran yang
berkaitan dengan kondisi ideal masyarakat yang akan di wujudkan para pelaku,
masing-masing ideologi memiliki pemahaman berbeda tentang keadaan ideal
masyarakat yang seharusnya di upayakan.
Tetapi Dinamika
politik dari masa ke masa masi terus sama saja berpolitik masi lebih
mengutamakan kepentngan kelompok-kelompok tertentu untuk meraih kesuksesan
setelah itu membagi-bagi jabatan infrastruktur politik maupun suprastruktur
politik kepada kroni-kroninya, di pangung politik berbagai cara yang di tempu
oleh aktor politik di pandang biasa-biasa saja dan wajar namun mempunyayi
dampak yang kurang baik terhadap kebijakan yang akan di ambil lebih lagi.
kebijakan ini akan di emplementasikan kepada masyarakat kemudian akan membuat
keliru masyarakat misalnya yang di pilih partai berideologi kapitalis dengan
tujuan kebijakan yang di ambil lebih mengutamakan kepentingan ekonomi
masyarakat, tetapi dalam implementasinya lebih pada ketahanaan militer, agama
dan lain-lain, lalu membuat keridak percayaan masyarakat terhadap edeologi
partai.
Para
politisi hanya sibuk memikirkan strategi partainya agar dapat menang di pemilu
hingga strategi yang di pakai dengan cara mobilisasi masa, money politik, dan
strategi partai untuk berkoalisi dengan partai lain yang mempunyayi ideologi
yang tidak sama. Masalahnya adalah awalnya partai tidak memberikan pendidikan
ideologi yang memadai kepada masyarakat di tambah masyarakat ini tidak memahami
itu soal ideologi partai, penduduk Indonesia tergolong masyarakat tradisional
hingga mempengaruhi keputusan politik
masyarakat dalam menjatuhkan pilihannya hanya pada ikatan emosiaonalnya
saja seperti melihat, suku, agama, ikatan darah yang kuat, teman dekat, lebi
parah lagi hanya memandang seoarang pemimpin sebagi orang yang suci atau
melihat hegemoni politik yang di tampilkannya. Hanya sedikit yang mejatuhkan
pilihannya secara rasional dengan menganalisis ideologi partai dan ideologi
partai yang di ajak untuk berkoalisi.
Strategi
berkoalisi semacam asal-asalan yang penting menang di pemilu, koalisi sendiri
mempunyayi pengertian yaitu: penyatuan atau pengabungan partai untuk memenangkan
pemilu atau mendapatkan jabatan-jabatan di legislatif. Strategi untuk berkolisi
dengan partai lain cara ini di munkinkan sejauh mana partai yang akan di ajak
berkoalisi itu konsisten atau satu pikiran dengan ideologi partai politik yang
mengajak berkoalisi dan tidak hanya mengejar tujuan praktis, yaitu memengangkan
pemilu (pemilihan umum). Pemilihan partai yang di ajak berkoalisi perlu
mempertimbangakn image yang akan di
tangkap oleh masyarakat luas. Perbedaan atau persamaan ideologi akan tercermin
dalam kebijakan-kebijakan suatu partai, baik yang bersifat internal maupun
eksternal.
Menganalisis
ideologi politik di butuhkan pendekatan yang komperhesif, mulai dari sisi
orasi, figure yang di tonjolkan misi dan fisi partai, strategi partai, struktur
organisasi, media komonikasi, dan isu-isu politik yang di tawarkan kepada
publik. Bahkan bukan hanya itu ideology partai pun dapat di cermati melaui
hal-hal yang bersifat non-organisasional alias individual seperti cara pakaian,
Bahasa tubuh, dan karakter fungsionarisasi partai, serta kandidat yang akan di
usung.
Kekuatan
suatu ideologi partai politik juga dapat di ukur dari kejelasan persepsi
masyarakat akan nilai dan faham yang menjadi basisi perjuangannya ketika
masyarakat memahami identitas dan basis perjuangan suatu partai politik dapat
di katakana bahwa ideologinya kuat, begitu sebaliknya ketika msyarakat tidak
melihat dengan baik maka dapat di katakan bahwa ideologi politiknya lemah.
Seperti
tadi suda di singung penulis tentang pendidikan ideologi partai politik
mempunyai peran yang sangat besar dalam hal ini perlu bekerja sama dengan
lembaga-lembaga terkait untuk terus memberi pendidikan ideologi, karena kalau
di lihat masyarakat sebagi elemen terpenting dari demokrasi sehat tidaknya realitas
politik sebagian besar di tentukan dari sehat tidaknya rakyat sebagiannya di
tentukan seha tidaknya ideologi dan pejabat. Politik yang beretika dan bermoral
seharusnya tidak bertentangan dengan etika dan ideologi yang di usung.
Komentar
Posting Komentar