PERSATUKAN PERBEDAAN HATI UNTUK MEMBANGUN PAPUA DALAM
MENGHADAPI PERSAINGAN GLOBAL
Nama :
MARLON NELWAN KAITANA
Alamat :
Jl. Perumnas III Waena Asrama Putra Uncen
No hp :
082399225341
Email :
marlonkaitana@gmail.com
Alamat kampus : Jl. Kampolker perumnas III waena
ABSTRAK
Penguatan
demokrasi dengan segala resikonya, serta globalisasi termasuk perubahan peran dan interaksi antara
negara. Menyatukan perbedaan hati untuk mebangun papua dalam menghadapi
persaingan global, hal ini merupakan tantangan yang di hadapai bersama dan
menuntut untuk di lihat secara bersama-sama, dalam menyusun karya ilmiah ini penulis mengunakan teknik
pengumpulan data dari website dan buku kemu dian di analisis dengan cara mengaitkan dengan
masalah, memperjelas dengan memberikan definisi penurut para ahli, kita di ajak untuk terus satu tidak membedakan
etnis, agama maupun yang lainnya dalam membangun dan mengutamakn komonikasi
yang baik antar sesama kita. Mempersiapkam sumber daya yang handal di papua
untuk mempu bersaing di ruang global. Dan menciptakan keamanaan dan kedamaian
di linkgungan kita dengan cara mengurang gesekan-gesekan sosial, sekali lagi
fokus utama adalah membangun.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke
hadirat TUHAN YESUS Yang Maha Kuasa karena berkat dan bimbinganya kepada
penulis hinga penulis bisa selesaikan karya ilmiah yang berjudul “Persatukan
Perbedaan Hati Untuk Membangun Papua Dalam Menghadapi Persainagan Global.
Dengan tepat waktu dan kesehatan yang baik. Tulisan ini di buat untuk mengikuti
lomba karya ilmiah selain itu penulis memaparkan ide-ide yang intelektual
penulis, dan sekalian mengasah ide-ide baru dan maelatih unutk menulis.
Ucapan terimakasi kepada kedua orang tua
yang jau di Nabire yang selalu memberi dorangan kepada penulis untuk sekolah
dan mendoakan penulis, kepada kekasihku yang selalu mendukung penulis untuk
menulis, dan adik-adik penulis jeni, eke, arianto. Karya ini penulis
persembahkan untuk orang-orang yang sangat ku cintai.
DAFTAR ISI
LEMBARAN JUDUL……………………………………………....…i
ABSTRAK…………………………………………………………...…ii
KATA PENGANTAR……………………………………………..…..iii
DAFTAR ISI……………………………………………………..…….iv - v
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang………………………………………......……….1
B.
Rumusan
Masalah………………………………………..………2
C.
Tujuan
Dan Manfaat Penulisan…………………………………..6
a.
Tujuan
Penulisan…………………………………………,.…6
b.
Manfaat
Penulisan…………………………………...……….6
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN METODE
PENULISAN
A.
Kalijan
Teoritis………………………………………….….......….7
B.
Kerangka
Berpikir………………………………………….………8
C.
Metodologi
Penulisan……………………………………….….…..9
1.
Lokasi
Pengumpulan Data……………………………..…….…9
2.
Teknik
Pengumpulan Data………………………………….….9
3.
Teknik
Pengolahan Data……………………………………….9
BAB III PERSATUKAN PEBEDAAN HATI
UNTUKMEMBANGUN PAPUA DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN GLOBAL
A.
Komonikasi
Menyatukan Perbedaan Sosial
Dalam Membangun Papua ……………………………………………..10
B.
Beda Etnis Bukan
Tantangan Untuk Membangun Papua………………12
C.
Dampak Globalisasi Terhadap Pembangunaan
Papua………………....16
D.
Persatukan Hati
Dan Pikiran Untuk Menghadapi Tantangan Global…...18
E.
Bersama
Mempersiapkan Sumber Daya Manusia…………………...….19
F.
Membangun
Ekonomi Daerah Menghadapi Tantanga
Global…………20
BAB IV KESIMPULAN
A.
Kesimpulan……………………………………………………………..22
B.
Saran…………………………………………………………..………..23
DAFTAR PUSTAKA
a.
Buku………………………………………………………………..…..25
b.
Web
Site…………………………………………………………….….25
BAB I
PENDAHULUAAN
A.
LATA
BELAKANG
Papau
adalah provinsi yang terletak di sebelah timur dengan letak geografis, 2025’
LU - 90 lintang selatan dan 1300 - 1410 bujur
timur papua merupakan wilayah idonesia, menurut pembagian wilayah adat papua di
bagi menjadi lima wilayah adat yaitu Mamta, Me Pago, La pago, Ha Anim, Saireri,
dan hingga saat ini kabupaten yang di papua berjumlah 28 dua puluh delapan
kabupaten dan 1 satu kota. Dengan beragam suku budaya, dan Bahasa yang
berbeda-beda dan mendiami di tiap
wilayah/kabupaten, masing-masing dalam berinteraksi orang papua mempunyai
bahasa daerah yang berbeda-beda di tiap wilayahnya dan logat atau dialeg yang
berbeda-beda di tiap wilayah ada yang halus ada yang kasar sehingga menjadikan
papua itu unik, kalau di pandang dari sisi ilmiah logat orang papua itu di
kategorikan kasar atau kurang sopan tetapi hati dan maksudnya tidak seburuk
logatnya.
Menurut
data badan pusat statistik ( BPS ) menyebutkan jumlah penduduk papua pada tahun
2014 berjumlah 3,486 juta jiwa/penduduk dengan jumlah yang sangat besar ini
bukan hanya penduduk asli papua saja tetapi terdapat homogenitas penduduk ada
jawa,batak,ambon, timur, bugis dan masi banyak lagi suku-suku lain yang datang
dari luar Papua telah lama menetap di papua maupun yang baru datang memang kita bisa lihat dari penduduk asli papua yang sangat menerima perbedaan dan sikap toleransi
atau saling menghargai yang sangat tinggi, hal ini dapat di lihat sekarang
ini, Papua mempunyayi (SDA ) sumber
daya alam yang tinggi mulai dari tambang, hasil hutan, hasil laut dan masi
banyak lagi yang sementara di kelola maupun yang belum di kelola ini membuat
orang papua menjadi banga dengan papua.
Penulis sangat kagum dengan dengan Papua.
B. PERUMUSAN
MASALAH
Yang
menjadi tema besar dalam karya ini adalah “Persatukan Perbedaan Hati Untuk
Membangun Papua Dalam Menghadapi Persaingan Global”, kata dasar dari persatukan perbedaan hati
mempunyayi makna yang sangat mendalam karena dengan persatukan perbedaan hati
kita bisa menghadapi tantangan masalah yang datang dan bisa membaguan kata ini
bisa merangsang manusia untuk berpikir secara rasional dan mengutamakan
kebersamaan, dengan persatukan perbedaan hati berarti dapat menyatukan pikiran
untuk hal yang positif yaitu pembangunaan, sedangkan pembangunan adalah “ Bangun “ kata ini menunjukan
sebuah perubahan dari satu bentuk/wujud ke bentuk atau wujud baru. Jadi pada
dasarnya bahwa pembangunan adalah perubahan suatu keadaan / kondisi yang
meningkat ke keadaan / kondisi baru pada posisi yang lebih baik dari
sebelumnya.
Pembangunan itu
sama dengan perubahan bentuk/wujud, keadaan.
Istilah Pembangunan memiliki pengertian yang luas, mencakup berbagai aspek yang
berhubungan dengan kehidupan manusia. Pembangunan itu adalah suatu proses
sosial yang direncanakan secara sadar dan berlangsung secara berkelanjutan,
menyangkut berbagai aspek kehidupan antara lain : pendidikan, kesehatan,
ekonomi, politik, sosial, budaya, hukum, ekologi, SDM, SDA, infrastruktur dan
aspek-aspek lainnya yang pada intinya menyangk.
kehidupan
manusia, penulis ambil contoh Pembangunan ekonomi rakyat di sini menunjukan
bahwa ada perhatian dan upaya untuk merubah kondisi ekonomi rakyat dari yang
belum baik meningkat ke kondisi yang lebih baik dan maju. Begitu pula dengan
pembangunan pada bidang atau aspek lainnya, seperti kesehatan, pendidikan,
hukum dan lain sebagainya Itulah sebuah pembangunan. Dengan
demikian apabila ada kemajuan yang dialami masyarakat setempat, maka itulah
yang dikatakan pembangunan. Kalau tidak ada dampak atau manfaat bagi masyarakat
itu boleh dikatakan pemusnahan rakyat atau bukan pembangunan.
Globalisasi secara umum di
pandang sebagai suatu proses yang mendunia dimana individu tidak terikat oleh
negara atau batas-batas wilayah. Setiap individu dapat terhubung oleh siapa
saja yang ada dibelahan bumi ini dan terjadi penyebaran informasi dan komunikasi
melalui media cetak dan elektronik yang mendunia. Globalisasi sendiri berasal
dari bahasa inggris yaitu Globalization. Kata "Global" berarti
mendunia sedangkan "Lization" berarti proses. Sehingga
dalam Pengertian Globalisasi menurut
Bahasa indonesia adalah suatu proses yang mendunia. Globalisasi
merupakan suatu proses masuknya negara ke dalam pergaulan dunia. Globalisasi
membuat suatu negara semakin kecil atau sempit dikarenakan kemudahan dalam
berinteraksi antarnegara baik itu dalam perdagangan, teknologi, pertukaran
informasi, dan gaya hidup maupun dengan bentuk-bentuk interaksi
lainnya.
Achmad
Suparman
mengatakan bahwa pengertian globalisasi adalah suatu proses yang menjadikan
sesuatu benda atau perilaku sebagai ciri dari setiap individu di dunia tanpa
dibatasi oleh wilayah. Anthony Giddens mengatakan bahwa globalisasi
adalah intensifikasi hubungan sosial secara mendunia sehingga menghubungkan
antara kejadian yang terjadi dilokasi yang satu dengan yang lainnya serta
menyebabkan terjadinya perubahan pada keduanya, sedankan Menurut Selo
Soemardjan, mendefinisikaan globalisasi adalah sebuah proses terbentuknya
sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia untuk
mengikuti sistem dan kaidah-kaidah tertentu yang sama.
Telah di beri sedikit
gambaran secara garis besar mengenai tema di atas sehinga dapat di Tarik
kesimpulan bahwa “Persatukan Perbedaan Hati Untuk Membangun Papua Dalam
Menghadapi Persaingan Global”, Papua yang termasuk bagian dari wilayah Indonesia juga tidak terhindar dari pengaruh
globalisasi yang sedang merambat masuk ke wilayah ini sehinga untuk
membangun papua memang kita perlu besatu mulai dari kalanagan bawa, menegah,
hinga kalangan atas bersatu dalam hati barulah menyatukan pikiran, tujuan,
untuk membangun, mensejahterakan Papua menghadapi persaingan global bukan hanya
itu persaingan di antara kita sendiri seperti, permusuhan, perbedaan etnis,
perbedaan agama, perbedaan mayoritas minrotas, RAS dan perbedaan-pebedaan yang berpotensi
menimbulkan konflik individu maupun konflik kelompok harus di hindari barulah
kita memikirkan mengenai globalisasi karena hal ini bukan lah masalah kecil
kita harus mempersiapkan Politik, Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan, sumber daya
manusia ( SDA ) yang handal agar bisa mampu bersaing dengan tantangan besar
yang akan di hadapi Papua nantinya.
Oleh sebab itu, maka
prioritas-prioritas pembangunan di Tanah Papua hendaknya di kaji secara baik
dan mendalam sehingga sasaran program pembangunan yang hendak di tuju
benar-benar berdampak positif lebih besar terhadap aspek pembangunan
dalam menghadapi persaingan global, Di masa yang akan datang, masyarakat kita
jelas akan menghadapi banyak perubahan sebagai akibat dari kemajuan yang
dicapai dalam proses pembangunan yang telah berlangsung dari waktu ke waktu,
kemajuan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengaruh globalisasi. Satu
hal yang tidak mungkin dihindari adalah kegiatan pembangunan nasional akan
semakin terkait erat dengan perkembangan internasional ( globalisasi ).
Secara teoritis, bahwa kegiatan pembangunan nasional suatu
bangsa yang menjadi bagian tak terpisahkan dari perkembangan internasional akan
menumbuhkan apa yang lazim disebut dengan global governance ( pemerintahan yang
sifatnya terbuka /membuka diri).
C.
TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN
a.
Tujuan penulisan
Adapun tujuan yang ingin di capai dari karya ilmiah ini adalah
1.
Untuk mengasah
kreaktifan untuk menulis
2.
Untuk mengaali
ide-ide ilmiah sesuai dengan tema di atas.
b.
Manfaat Penulisaan
1.
Untuk mengembangkan
solusi penulis terhadap tema di atas.
2.
Dapat berguna bagi
orang yang membaca karya ini.
3.
Membuka pemahamam
pemerintah dan masyarakat tentang tema di atas.
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN METODOLOGI PENULISAN
A.
Kajian Teoritis
Rogers mendefinisikan pembangunan sebagai
suatu proses perubahan sosial dengan partisipatori yang luas dalam suatu
masyarakat yang dimaksudkan untuk kemajuan sosial dan material (termasuk
bertambah besarnya kebebasan, keadilan dan kualitas lainnya yang dihargai)
untuk mayoritas rakyat melalui kontrol yang lebih besar yang mereka peroleh
terhadap lingkungan mereka. Berbeda dengan Shoemaker mengungkapkan mendefinisikan Pembangunan merupakan
suatu jenis perubahan sosial dimana ide-ide baru diperkenalkan kepada suatu
sistem sosial untuk menghasilkan pendapatan perkapita dan tingkat kehidupan
yang lebih tinggi melalui metode produksi yang lebih modernisasi pada tingkat
sistem sosial. Kata dasar dari
pembangunan adalah “ bangun “ kata ini menunjukan sebuah perubahan dari
satu bentuk/wujud ke bentuk atau wujud baru. Jadi pada dasarnya bahwa
pembangunan adalah perubahan suatu keadaan / kondisi yang meningkat ke keadaan
/ kondisi baru pada posisi yang lebih baik dari sebelumnya. Pembangunan
itu sama dengan perubahan bentuk / wujud,keadaan.
Berbicara masalah Globalisasi kita ketahui bahwa Globalisasi
merupakan suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam berbagai bidang
kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat secara
nyata, sehingga sulit untuk disaring atau dikontrol.
Dr. Nayef R.F.
Al-Rodhan, mendefinisikan bahwa Globalisasi
adalah proses yang meliputi penyebab, kasus, dan konsekuensi dari integrasi
transnasional dan transkultural kegiatan manusia dan non-manusia. Sama
halnya secara intensif terjadi pada
awal ke-20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak budaya tidak
perlu melalui kontak fisik karena kontak melalui media telah memungkinkan.
Karena kontak ini tidak bersifat fisik dan individual, maka ia bersifat
massal yang melibatkan sejumlah besar orang. Ada pandangan lain mengenai
globalisasi menurut Emanuel Ritcher mendefinisika bahwa
pengertian globalisasi adalah suatu jaringan kerja global yang mempersatukan
masyarakat secara bersamaan yang sebelumnya tersebar menjadi terisolasi kedalam
saling ketergantungan dan persatuan dunia. Selain dua ahli yang mendefinisikan
mengenai globalisasi Martin Albrow adalah seluruh proses penduduk yang
terhubung ke dalam komunitas dunia tunggal, komunitas global.
B.
Kerangka Berpikir
Yang mendasar kerangka berpikir
penulis di sini adalah kita sebagai masyarakat yang hidup di tanah papua memang
mendapat tantangan yang sangat banyak karena pembangunaan lambat merata ke
semua wilayah yang ada di papau karena letak geografis papua yang banyak gunung-gunung
khususnya di papua tenga, itu alasannya hinga kita di kategorikan papua itu
masi tertingal dari segi pambangunaannya apalagi mau menghadapi persaingan
global, kita membutuhkan persatuan dari semua lapisan suka, agama yang ada di
papua untuk membangun, tidak ada perbedaan etnis, agama dan lain sebagainya
yang merusak persatuan itu.
C.
Metodologi penulisan
Dalam metodologi ini penulis akan
mendeskripsikan mengenai cara penulis mendapatkan data dan teknik mengolah data
akan di jelaskan sebagai berikut:
1. Lokasi
Pengumpulan Data
Lokasi yang menjadi sasaran
pengumpulan data penulis lakukan di Telkom, Warnet, UPT UNCEN, Perpustakan
Daerah, Perpustakan Uncen.
2. Teknik
Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik
pengumpulan data yang di gunakan oleh penulis di sini adalah :
Ø
Websaite
Adalah cara pengambilan data dari
internet
Ø
Buku
Adalah Cara Penulis mengambil data dari
buku.
3. Teknik
Pengolahan Data
Setelah data terkumpul
kegiatan berikutnya adalah pengolahan data, pengolahan data adalah untuk
menguji hipotesis yang telah di rumuskan.
Ø
Editing
atau pemeriksa data yang telah di peroleh dari website dan buku lalu di
analisis.
BAB III
PERSATUKAN PERBEDAAN HATI UNTUK MEMBANGUN PAPUA DALAM
MENGHADAPI PERSAINGAN GLOBAL
A. KOMONIKASI
MENYATUKAN PERBEDAAN SOSIAL DALAM MEMBANGUN PAPUA
Sesuai dengan harkat kemanusiaan,
manusia sebagai mahluk sosial dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidupnya
tidak dapat menyendiri tanpa berubungan dengan orang lain. Terlebih bagi
manusia Indonesia yang berfalsafah hidupnya pancasila, maka mereka bukan hanya
sebagai mahluk sosial semata-mata, namun masi mempunyai ciri sebagai makhluk
ber-ketuhanaan dan ber-prikemanusiaan yang adil dan beradap, maka hubungan
antar sesamanya harus di jiwai oleh rasa kebersamaan dan kekeluargaa.
Komonikasi sosial yang semacam ini merupkan modal yang sangat berharga dalam
pembangunaan bangsa terlebih khusus papua bahkan merupakan prasyarat dan
sekaligus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari totalitas proses
administrasi dan menajem. Deskripsi tersebut memberi petunjuk betapa pentingnya
arti komonikasi bagi pembangunaan terlebih khusus di papua dalam menghadapi
tantangan globalisasi yang kita mulai meraskan efeknya. Pertama-tama kita
kedepankan komonikasi setelah itu berkomonikasi yang baik untuk menyatukan
perbedaan di antara kita lalu merangsang pikiran manjadi satu untuk melakukan
tindakan yang positif / terpuji oleh orang lain, tidak memilih-milih orang
berdasarkan RAS, etnis, untuk berkomonikasi. Hal ini mempunyai atmosfir besar
yang sangat berpengaruh untuk membentuk ikatan kekeluargaan, saling peduli
sesama untuk membangun papua dalam menghadapi tantangan globalisasi.
Penulis tidak lupa memaparkan deskripsi
mengenai Hambatan komonikasi dari masalah-masalah teknis yaitu: seperti sarana
komonikasi yang tidak memadai, kondisi lingkungan yang tidak menunjang dan
sebaginya. Di samping itu ada yang berasal dari masalah-masalah non teknis
seperti adanya manusia/kelompok/golongan yang mempunyai pandangan yang apriori
terhadap pembangunaan prasangka yang kurang baik di dasari oleh emosi
semata-mata, suasana otoriter, masyarakat yang tertutup dan adanya
orang/kelompok/golongan/ masyarakat yang egosentris. Manusia yang kehilangan
peranaan sosialnya apabila tidak tersentuh sepenuhnya oleh pelayanan
pembangunaan akan menimbulkan ketimpangan sosial, keresahan sosial, kerawanaan
sosial yang pada gilirannya akan mengancam kestabilan sosial, kestabilan
keamanaan dan ketetiban, kestabilan ekonomi, politik kestabilan nasional,
paling tidak menjadi seterusnya sebagai beban pembangunaan di papua. Memang di
akui masalah-masalah di atas sering terjadi, tetapi kita harus merubah pola
pikir kita mengenai prespektif kita tentang pembangunaan di papua tidak dapat
berjalan dengan lancar tanpa komonikasi. Penulis melihat bahwa melalui
keberhasilan pembangunaan bidang kesejateraan sosial akan kian tercipta suasana
dalam kehidupan masyarakat dalam mana:
1. Masyarakat objek pembangunaan kian
berkurang di lain pihak jumlah manusia jumlah manusia pembangunaan kian
bertambah.
2. Tercegahnya kecendurungan menjadi
kepontal-kepontalnya seseorang, keluarga dan kelompok masyarakat dalam proses
pelaksanaan pembangunan.
3. Kesadaran sosial, tangung jawab social,
rasa kebersamaan dan kesetiaakawanaan sosial akan terlestarikan bahkan kian
meningkat
4. Disiplin sosial akan kian mantap sehinga
disiplin nasional akan kian mapan
5. Tercegahnya kecendurungan timbulnya
keresahan sosial dengan segala reperkusianya.
B.
BEDA ETNIS BUKAN TANTANGAN UNTUK MEMBANGUN PAPUA
Globalisasi mempunyai dampak besar melonggarkan dan dapat
pula melepaskan ikatan etnis dan agama. Kemajuan komunikasi dan ilmu
pengetahuan, menurut Kleden, bisa menjauhkan atau mengasingkan dan mendekatkan
kita. Papua merupakan daerah yang terdapat homogenitas penduduk tidak kala
besar dengan daerah lain di pulau jawa hal ini dapat dilihat dari jumlah
penduduk yang besar menurut data yang di peroleh dari Badan Pusat Statistik (
BPS ) menyebutakan penduduk papua berjumlah sekitar 3,486 juta jiwa/penduduk, data ini
menjelaskan jumlah yang besar ini bukan hanya orang papua asli pada khususnya
tetapi di tambah dengan jumlah suku-suku lain atau orang dari daerah lain yang
suda lama menetap di papua seperti orang yang datang dari pulau jawa, maluku,
NTT, kalimantan melalui program transmigrasi ada yang datang dengan tujuan
merantau, ikut keluarga yang suda ada di sini, maupun melaui program lain
sebagainya.
Penulis mengutip tentang tentang pesan
yang di sampaikan Pak Presiden Joko Widodo “Kita perlu mengingatkan bahwa negara kita ini adalah negara yang majemuk,
yang plural. Ada banyak suku, ada banyak adat istiadat, ada banyak agama, ada
banyak budaya yang bermacam-macam, beraneka ragam. Itulah kebinekaan kita.
Tetapi, yang harus kita jaga adalah toleransi, kebersamaan, persatuan di antara
kita di mana pun”, Kalau
mau bicara jujur masalah etnis memang di pandang oleh sebagian masyarakat papua
sebagai penghalang atau tantangan untuk membangun Papua untuk lebih baik,
penduduk asli papua dari kalangan masyarakat pada umumnya mempunyai pikiran
yang sama dalam menangapi wacana ini Sehinga sedikit-sedikit kegagalan
pembangunaan di papua di definisikan oleh masyarakat ini dengan bahasa yang
beda-beda tapi tujuan sama. Contohnya masyarakat papua sangat menolak program
Kementrian Dalam Negri ( KEMENDAGRI ), untuk memprogramkan transmigrasi bagi
provinsi papua penolakan ini di lakukan dengan cara yang berbeda-beda namun
tujuannya sama yaitu penolakan transmigrasi, seperti di kalangan mahasiswa
mengadan demonstrasi palang kampus dengan agenda mengajak partisipasi
masyarakat untuk menolak program transmigrasi bagi provinsi, ada yang menekan
agar suprastruktur dan infrastruktur politiknya mengeluarrkan larangan-larangan
bagi transmigrasi, ada yang menyurati atau memberi proposal penolakan
transmigrasi ke papua.
Entah semua di lakukan dengan tujuan dan
kepentingan yang mulia dan sama, atau pun dengan alasan dapat merauk rupiah
saja alias cari uang, cari kehormatan di masyarakat papua. Penulis mengulas
sedikit saja gesekan yang terjadi di kalangan masyarat sehinga mereka sangat
membenci dengan etnis lain menurut penulis:
1.
Masalah
etnis / RAS
Orang berpandangan bahwa RAS melanesia
tidak sama dengan RAS melayu
2.
Konflik
politik
Ingin memisahkan diri secara politik
yang telah di perjuangkan sejak lama
3.
Masah
integrasi
4.
Penyetujuan
penyatuan papua ke indonesia di lakukan dengan cara yang licik
5.
Nepotisme
Etnis dalam birokrasi
Mengangap RAS melayu lebih banyak di
birokrasi, sehinga terdapat sedikit RAS melanesia
6.
Membandigi
indonesia dengan negara lain dari segi politik, ekonomi, pendidikan,
perkembangan IT, dan lain sebagainya.
Merasa perkembangan di indonesia terlalu ketingalan dengan
perkembangan di uni Eropa, hal ini menunjukan bahwa globalisasi sedang merambat
masuk ke papua.
Ini saja masalah-masalah yang penulis
kemukaan menurut prespektif penulis menyebabkan kegagalan pembangnan di papua.
Kalau kita melihat kembali ke sejarah kita perna di dengar dan tercataat hinga
saat ini, Ketika memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, tangal 17 agustus
1945, para pendiri Negara ini menyatakaan denga tegas bahwa Indonesia adalah
sebuah Negara kesatuan. Dalam kenyataan, perjuangan untuk menciptakan sebuah
Negara kesatuan seperti yang dicita-citakan
merupakan sebuah proses sosial, politik yang memakan waktu panjang dan
sangat kompleks. Sebagi contoh, perlawanaan terhadap kolonial belanda terus
berlangsung setelah proklamasi kemerdekaan hinga 1949- ketika kedaulatan
republic Indonesia secara de facto akhirnya
di capai.
globalisasi telah merambah ke indonesia
dan tidak menutup kemungkinaan akan masuk ke papua dalam kurung waktu yang
singkat kita tidak bisa berpangku tangan bersantai-santai, masi sibuk dengan
masalah saya orang asli, saya orang pendatang, saya yangharus bangun papua.
Saatnya kita berpikir secara rasional, berpikir secara Global membutuhkan
peyatuan etnis, penyatuan hati dan pikiran mengenai pembangunaan di papua,
mulai dari memperiapkan SDM yang mampu bersaing di globalisasi, politik,
ekonomi, pendidikan.
Benang merahnya adalah Sejarah atau landasan falsafah bangsa
ini menyatakan tidak ada perbedaan etnis dalam hal pembangunaan perjuangan
untuk sesuatu yang sifatnya universal seperti pembangunan lebih khusus di
papua. Sehinga di tarik kesimpulan bahwa pembagunaan di papua akan berjalan
dengan lancar dan terkendali ketika kita tidak saling memetak-metakan Etnis
RAS, kalau mau papua itu maju di dan bersaing dengan daerah-daerah di pulau
jawa. Oleh karena itu kita harus menyatukan hati pikiran untuk membangun papua.
C. DAMPAK
GLOBALISASI TERHADAP PEMBANGUNAAN PAPUA
Abad 21 di warnai oleh kegiatan
globalisasi, kesiapan kita untuk menghadapinya perlu di permantapkan lagi
dengan cara bekerja sama dengan semua lapisan di papua. Pada poin-poin
sebelumnya telah di dekripsikan mengenai globalisasi di poin ini penulis akan
mengulang sedikit penjelasaannya, globalisasi adalah suatu proses
yang mendunia dimana individu tidak terikat oleh negara atau batas-batas
wilayah. Setiap individu dapat terhubung oleh siapa saja yang ada dibelahan
bumi ini dan terjadi penyebaran informasi dan komunikasi melalui media cetak
dan elektronik yang mendunia. tantangan nyata pada era globalisasi semakin kompleksnya
berbagai bidang kehidupan karena adanya teknologi informasi, telekomunikasi,
dan transportasi yang membawa pengaruh terhadap berbagai nilai dan wawasan
masyarakat internasional. Tantangan globalisasi yang mendasar dan akan
dihadapi, antara lain sebagai berikut:
1.
Sikap
individualisme, yaitu munculnya kecenderungan mengutamakan kepentingan diri
sendiri di atas kepentingan bersama, memudarkan solidaritas dan kesetiakawanan
sosial, musyawarah mufakat, gotong royong, dan sebagainya.
2.
Apresiasi
generasi muda, yaitu banyaknya generasi muda yang sudah melupakan para pejuang
dan jati diri bangsanya dengan fenomena baru, yaitu lebih mengenal dan
mengidolakan artis, bintang film, dan pemain sepak bola asing yang ditiru
dengan segala macam aksesorisnya.
3.
Pandangan kritis
terhadap ideologi negaranya, yaitu banyaknya masyarakat yang sudah acuh tak
acuh terhadap ideologi atau falsafah negaranya. Mereka sudah tidak tertarik
lagi untuk membahasnya bahkan lebih cenderung bersifat kritis dalam
operasionalnya dengan cara membanding-bandingkan dengan ideologi lain yang
dianggap lebih baik.
4.
Diversifikasi
masyarakat, yaitu munculnya kelompok-kelompok masyarakat dengan profesi
tertentu yang terus berkompetisi dalam berbagai bidang kehidupan guna mencapai
tingkat kesejahteraan yang bertaraf internasional (mengglobal).
5.
Keterbukaan yang
lebih tinggi, yaitu tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan, pemerintah
yang lebih mengendapkan pendekataan dialogis, demokratisasi, supremasi hukum,
transparasi, akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi.
Perlu di catat bahwa sikap individualisme yaitu munculnya
kepentingan mengutamakan diri sendiri di atas kepentingan bersama. ini
tantangan pembangunaan yang di hadapi papua saat ini masi mengutamakan
kepentingan individu, etnis dalam membangun papua yang belum terlalu merasakan
dampak globalisasi saja dalam pembangunaan sering terjadi gesekan, apalagi
globalisasi itu secepatnya kita akan hadapi contohnya kita menghadapi MEA
kesiapan dari segi SDM, Politik, Ekonomi dan lain sebagainya belum cukup matang
di perparah masi ada perbedaan pikiran dalam membangun papua. sekarang saatnya
kita bersatu menyatukan hati, pikiran untuk membangun papua dan mempersiapkan
diri menghadapi MEA nanti, dan tantangan globalisasi yang berikut-berikutnya.
D.
PERSATUKAN HATI DAN PIKIRAN UNTUK MENGHADAPI TANTANGAN
GLOBAL
Di mana-mana ketika kita jumpai demonstrasi masa para aktivis-aktivis
akan berteriak kita harus lawan, kita harus mendukung hal ini di maksudkan agar
hati dan pikiran masa harus menjadi satu untuk satu tujuan, kita harus selalua
menunjukan rasa kebersamaan kita di semua lapisan masyarakat kekompakan, kebersamaan
untuk membangun papua dari semua aspek tanpa membedakan suku, agama, karena
Cuma dengan begini pembangunaan di papua akan mengalami peningkatan dan mampu
bersaing di kanca globalisasi, kita tidak bisa meniadakan globalisasi dari
papua. tapi kata harus mampu mempersiapkan diri mempererat persatuan,
kepedulian yang tingi dari sekarang,
bisa di mulai dari bidang:
a.
Bidang Politik
Berpolitik secara beretika, dan bersaing secara sehat,
Memberantas korupsi dengan baik dan sampai ke akar-akarnya sehinga tidak mengurangi
uang negara yang fokusnya untuk pembangunaan, menghapus lembaga-lembaga yang
tidak berkontribusi kepada negara dan hanya buang-buang uang negara
b.
Bidang Ekonomi
Bekerja keras meningkatkan perekonomian mulai dari tingkat
lokal dengan cara melibatkan masyarakat secara universal tidak memilih keluarga
untuk di beri bantuan usaha, memberi pendidikan ekonomi yang baik kepada
masyarakat.
c.
Bidang
Pendidikan
Kalu bisa di papua fokus utama pembangunaan dulu hal ini
ketika di lakukan maka akan mempunyai atmosfir yang besar untuk mendongkrak
laju SDM papua, ketika SDM kuat maka politik ekonomi dan bidang-bidang lain
juga turut di dongkrak.
Hati dan pikiran yang bersatu adalah pondasi yang kuat dan
kokoh untuk melandasi pembangunaan di papua.
E. BERSAMA MEMPERSIAPKAN
SUMBER DAYA MANUSIA
Pembangunan sumber daya manusia ( SDM ) harusnya menjadi
fokus utama dalam tiap program yang di rancang kabupaten di papua karena letak
geografis, sumber daya alam, ekonomi, politik, budaya, membutuhkan perhatian
yang sangat serius di mana sampai saat ini yang mengatur semua ini sifatnya
masi meniru-niru pembangunaan di provinsi lain bahkan di negara lain, karena
manusia yang sekarng mengelolai hal ini belum mampu menemukan ide-ide baru
mengenai masalah-masalah pembangunan yang di hadapi. Menurut data statistik
yang penulis dapatkan menjelaskan indeks pembangunaan manusia sebagai berikut Sampai akhir 2013, Provinsi Papua dan Papua Barat masih
menjadi daerah dengan persentase penduduk miskin tertinggi di Indonesia. Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Papua dan Papua Barat pada 2013 sebesar
66,25 dan 70,62, masih berada di posisi papan bawah dibandingkan dengan
rata-rata seluruh wilayah. Dari tahun ke tahun, tampaknya perubahan tak banyak
beranjak, menyebabkan gejolak ketidakpuasan tak pernah pupus.
Masi terlalu rendah IPM provinsi papua menunjukan
indikator bahwa kurang ada keseriusan dan kebersamaan dalam pembangunaan SDM
papua, pembangunan kalu bisa di tempatkan pada pembangunaan manusianya dulu
sehinga kelak mempunyai daya saing yang tingi di kanca global, juga membuka
ruang untuk mendongkrak IPM papua lebi tingi, dan mampu mengelola kekayaan
alamnya sendiri dan melibatkan masyarakat, hal ini dapat mendorong meningkatnya
aspek-aspek lain di papua. di ingatkan sekali lagi bahwa pembangunan SDM tidak
dapat berjalan tanpa persatuaan yang kokoh tidak memandang Etnis, Agama, dan
lain sebgainya.
kita musti ingat
bahwa Perlu di catat bahwa Jenderal Napoleon Bonaparte pernah mengatakan, jika ingin
menguasai dunia, maka kuasailah Pasifik. Di pasifik itu ada Indonesia, dan
Papua berada di bibirnya, sehingga para pemuda yang ada di dalamnya akan
menjadi garda terdepan menghadapi kemajuan dan berbagai perubahan akibat era
global," katanya.
F.
MEMBANGUN EKONOMI DAERAH MENGHADAPI
TANTANGA GLOBAL
Perekonomian
memang manjadi sasaran utama yang akan di serang bertubitui-tubi oleh
bangsa-bangsa lain saling memperlihatkan hasil produksinya yang paling baik
kemudian proses dagangannnya jadi muda masuk keluar di seluh wilayah tanpa di
kenakan sangsi pajak sehinga pertukaran barang secara global, turut subur
industri-industri besar negara lain yang berdiri di negara kita hal ini
kemudian menekan ekonomi di indonesia
yang belum siap ini semakin terpuruk dan terlebih khusus di papua, hal-hal yang
nanti terjadi:
1.
berlakuna
konsep kepemilikan modal besar akan semakin kuat yang kecil akan semakin
tersingkir,menyebabkan potensi lokal di papua menjadi tidak laku karena
contohnya kemasan yang kurang menarik, dan lain sebagainya.
2.
Pemerintah
hanya sebagai regulasi dalam mengatur ekonomi yang mekanismenya di tentukan
oleh pasar
3.
Sektor-sektor
ekonomi rakyat yang di berikan subsidi semakin berkurang, koperasi semakin sulit
berkembang dan penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya yang suda
semakin di tingalkan
4.
Kompetesi
produk dan harga semakin tingi sejalan dengan tingkat kebutuhan masyarakat yang
semakin aktif.
Wah ini masalah besar dan cukup serius ini kalau mau
menintrospeksi diri pada saat ini kita di papua sangat belum bersatu hati untuk
menyiapkan pembangunaan dari segi ekonomi yang cukup signifikan untuk
menghadapi tantangan ini. Para petingi-petingi daerah masi sibuk membangun
bangunaan dan masi sibuk membangun diri sendiri alias korupsi kalau begini
jadinya kapan kita mau bersatu untuk mempersiapkan ekonomi yang baik, Oleh
karena itu dalam proses membangun ekonomi daerah ini kita perlu duduk
bersama-sama menyatukan pikiran dan berdiskusi sehinga kita dapat ide-ide yang
mampu menyelamatkan perekonomian kita di level nasional terlebih kuhus di
papua, karena kalau perekonomian investor dari negara luar akan datang bekerja
sama, bukan hanya datang lalu ambil lelayaan alam lalu pulang, dan bekareja
sama dengan investor lain lagi secara otomatis kita tertekan dan akhirnya
tersingkir.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tidak dapat di hindari lagi bahwa persaingan global
sementara merambah masuk ke papua dan menyerang semua sisi kehidupan dan
pembangunan di papua.
Kita telah membahas panjang lebar tentang kebersamaan
membangun papua dalam menghadapi persaingan Global penulis menarik kesimpulan
dari tema besar di atas dan isi pembahasan bahwa: tantangan kita kebersamaan
hati pikiran dan perbuatan untuk melakukan tindakan positif adalah tindakan yang baik dan patut di
puji,maka dari itu kebersamaan adalah kunci kesuksesan pada sebuah pembangunaan
di papua. penulis menyimpulkan bahwa:
1.
Kita perlu
membangun komonikasi yang baik terhadap semua masyarkat untuk mempererat kebersamaan
komonikasi mempunyayi nilai yang menyatukan perbedaan untuk membangun.
2.
Pembangunaan
harus terjadi melibatkan semua Etnis mengingak daerah papua adalah daerah yang
majemuk penduduk atau homogenitas penduduk, hanya dengan begini papua akan
mampu menghadapi persaingan global.
3.
Dampak
globalisasi menyerang dari semua sisi kita tidak bisa bersikap antiglobalisasi
atau menolak perubahan dari luar hanya dengan menyatukan hati dan pikiran kita
dapat untuk membangun dan membangun, itulah kuncinya.
4.
Sumber daya manusia
memegang peranaan yang tidak kala besar dalam pembangunaan maka dari itu
kesimpulanya adalah masyarakat harus mampu dan bersama-sama mendorong mendorong
program pemeintah daerah dalam pembangunaan sumber daya manusia ( SDM ).
5.
Mempersatukan
pikiran dan tindakan untuk membangun ekonomi yang baik adalah hal utamanya
untuk menunjukan potensi lokal di daerah di mata nasional maupun internasional
dengan begini perekonomian kita menjadi mampu bersaing ketika kita berada di
persaingan global.
B. SARAN
Untuk mempersatukan perbedaan hati untuk membangun papua
dalam menghadapi persaingan Global maka penulis ada beberap saran yaitu:
1.
Tiadakan
nepotisme dalam membangun papua.
Kepada seluruh laipas masyarakat
hilangkan rasa kecemburuan etnis yang menguncan di pikiran
2.
Budayakaan
kebersamaan yang tingi terhadap lingkungan dan masyarakat.
Melakukakan cara-cara yang kemudian
merangsaang kebersamaan itu muncul sehinga mempererat hubungan, dalam hal ini
seluruh masyarakat di papua yang melakukannya.
3.
Prioritas
utama pembangunaan harus di bidang-bidang yang belum di bangun
Utamakan pembangunaan pada semua aspek
terlebih harus membangun manusianya
4.
Sediakan
dana yang besar untuk membangun bidang-bidang di papua yang cepat terserang
arus globalisasi.
Kepada pemerintah supaya memberi dana
bagi pembangunaan manusia dulu manusianya cerdas baru daerahnya di bangun.
5.
Sosialisasikan
mengenai persatukan perbedaan hati dalam membangun papua untuk menghadapi
persaingan global bekerja sama dengan instansi terkait.
Hal yang sangat penting adalah membuka
pikirang masyarakat ini tentang kebersamaan secara terus menerus dalam hal ini
membutuhkan kerja keras dari supra dan infrastruktur tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
a.
Buku
1.
Emil
salim, Pembangunan berwawasan lingkungan,
jakarta : lp3es, 1986
2.
Gavin w.
Jones dan yulfita raharjo, Penduduk, lahan, dan laut
Tantangan pembangunaan di indonesia
timur, pustaka sinar harapan jakarta 1998.
3.
Nani soedarsono, Catatan
untuk bangsa
Esei-esei tentang pembangunan sosial,
ekonomi, dan wanita, yayasan melati bhakti pertiwi jakarta.
4.
Piotr
sztompka
Sosiologi
perubahan sosial, jakarta pernada 2007.
b. Web Saite
1.
Pengertian
Pakar.Com
2.
Litbang Kompas
3.
Http://Belajartanpabuku.Blogspot.Co.Id/2013/03/Strategi-Sdm-Dalam-Menghadapi.Html
4.
News.Okezone.
Segera-Disahkan-Uu-Kebudayaan-Cegah-Pengaruh-Negatif-Globalisasi
5.
Http://Print.Kompas.Com/Baca/2015/07/18/Presiden-Tetap-Jaga-Toleransi-Dan-Persatuan-Bangsa
6.
Pengaruh-Globalisasi-Terhadap-Pelayanan.Html
7.
Papua
Dalam Angka 2014
Komentar
Posting Komentar