KISAH PEREMPUAN ISTERI NELAYAN

Gambar
KISAH REMPUAN ISTERI NELAYAN oleh : marlon Siapa sangka sugianti 55 tahun, janda tua yang tinggal di Gilamanuk Kecamatan Melya Kabupaten Jembrana Provinsi Bali ini suda puluhan tahun mengarungi lautan. Pekerjaannya sebagai nelayan dilakoninya lebih dari 20 tahun, sejak dirinya menjanda ditinggal suaminya yang melaut entah kemana dan tidak pernah kembali. “saya tidak tahu, suami saya pergi sama perempuan ataukah pergi ditelang samudera. Sejak itulah saya sendiri yang melaut cari ikan untuk hidup anak-anak saya” ungkap sugianti. Namun kini di umurnya yang semakin tua yakni 55 tahun, si janda tua ini sudah merasa tak kuat melawan panasnya terik matahari dan ganasnya terjangan ombak lautan. Ia hanya meringkuk lemah di gubuknya yang nyaris roboh seorang diri. Kondisi ini diakuinya berjalan selama hamper dua tahun, dan sekarang sudah tidak melaut lagi. Untuk berjalan keluar kamar saja janda tua ini bahkan harus tertatih-tatih. Dia mengaku sering terjatuh sa...

PERSATUKAN PERBEDAAN HATI UNTUK MEMBANGUN PAPUA DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN GLOBAL


PERSATUKAN PERBEDAAN HATI UNTUK MEMBANGUN PAPUA DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN GLOBAL

 

 

 

 

 

 

 

 

Nama                           : MARLON NELWAN KAITANA

Alamat                        : Jl. Perumnas III Waena Asrama Putra Uncen

No hp                          : 082399225341

Email                           : marlonkaitana@gmail.com

Alamat kampus           : Jl. Kampolker perumnas III waena

 

 

 

 

 

 

 

ABSTRAK

Penguatan demokrasi dengan segala resikonya, serta globalisasi  termasuk perubahan peran dan interaksi antara negara. Menyatukan perbedaan hati untuk mebangun papua dalam menghadapi persaingan global, hal ini merupakan tantangan yang di hadapai bersama dan menuntut untuk di lihat secara bersama-sama, dalam menyusun karya ilmiah ini penulis mengunakan teknik pengumpulan data dari website dan buku kemu dian di analisis dengan cara mengaitkan dengan masalah, memperjelas dengan memberikan definisi penurut para ahli,  kita di ajak untuk terus satu tidak membedakan etnis, agama maupun yang lainnya dalam membangun dan mengutamakn komonikasi yang baik antar sesama kita. Mempersiapkam sumber daya yang handal di papua untuk mempu bersaing di ruang global. Dan menciptakan keamanaan dan kedamaian di linkgungan kita dengan cara mengurang gesekan-gesekan sosial, sekali lagi fokus utama adalah membangun.

 

 

 

 

 

 

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat TUHAN YESUS Yang Maha Kuasa karena berkat dan bimbinganya kepada penulis hinga penulis bisa selesaikan karya ilmiah yang berjudul “Persatukan Perbedaan Hati Untuk Membangun Papua Dalam Menghadapi Persainagan Global. Dengan tepat waktu dan kesehatan yang baik. Tulisan ini di buat untuk mengikuti lomba karya ilmiah selain itu penulis memaparkan ide-ide yang intelektual penulis, dan sekalian mengasah ide-ide baru dan maelatih unutk menulis.

Ucapan terimakasi kepada kedua orang tua yang jau di Nabire yang selalu memberi dorangan kepada penulis untuk sekolah dan mendoakan penulis, kepada kekasihku yang selalu mendukung penulis untuk menulis, dan adik-adik penulis jeni, eke, arianto. Karya ini penulis persembahkan untuk orang-orang yang sangat ku cintai.

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

LEMBARAN JUDUL……………………………………………....…i

ABSTRAK…………………………………………………………...…ii

KATA PENGANTAR……………………………………………..…..iii

DAFTAR ISI……………………………………………………..…….iv - v

 

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang………………………………………......….1

B.     Rumusan Masalah………………………………………..…2

C.     Tujuan Dan Manfaat Penulisan…………………………………..6

a.       Tujuan Penulisan…………………………………………,.…6

b.      Manfaat Penulisan…………………………………...…….6

 

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN METODE PENULISAN

A.    Kalijan Teoritis………………………………………….….......….7

B.     Kerangka Berpikir………………………………………….…8

C.     Metodologi Penulisan………………………………………....9

1.      Lokasi Pengumpulan Data……………………………..….…9

2.      Teknik Pengumpulan Data……………………………….….9

3.      Teknik Pengolahan Data……………………………………….9

BAB III PERSATUKAN PEBEDAAN HATI UNTUKMEMBANGUN PAPUA DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN GLOBAL

A.    Komonikasi Menyatukan Perbedaan Sosial

Dalam Membangun Papua ……………………………………………..10

B.     Beda Etnis Bukan Tantangan Untuk Membangun Papua………………12

C.      Dampak Globalisasi Terhadap Pembangunaan Papua………………....16

D.    Persatukan Hati Dan Pikiran Untuk Menghadapi Tantangan Global…...18

E.     Bersama Mempersiapkan Sumber Daya Manusia…………………...….19

F.      Membangun Ekonomi Daerah Menghadapi Tantanga  Global…………20

 

BAB IV KESIMPULAN

A.    Kesimpulan……………………………………………………………..22

B.     Saran…………………………………………………………..………..23

 

DAFTAR PUSTAKA

a.       Buku………………………………………………………………..…..25

b.      Web Site…………………………………………………………….….25

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAAN

 

A.    LATA BELAKANG

Papau adalah provinsi yang terletak di sebelah timur dengan letak geografis, 2025 LU - 90 lintang selatan dan 1300 - 1410 bujur timur papua merupakan wilayah idonesia, menurut pembagian wilayah adat papua di bagi menjadi lima wilayah adat yaitu Mamta, Me Pago, La pago, Ha Anim, Saireri, dan hingga saat ini kabupaten yang di papua berjumlah 28 dua puluh delapan kabupaten dan 1 satu kota. Dengan beragam suku budaya, dan Bahasa yang berbeda-beda dan mendiami  di tiap wilayah/kabupaten, masing-masing dalam berinteraksi orang papua mempunyai bahasa daerah yang berbeda-beda di tiap wilayahnya dan logat atau dialeg yang berbeda-beda di tiap wilayah ada yang halus ada yang kasar sehingga menjadikan papua itu unik, kalau di pandang dari sisi ilmiah logat orang papua itu di kategorikan kasar atau kurang sopan tetapi hati dan maksudnya tidak seburuk logatnya.

Menurut data badan pusat statistik ( BPS ) menyebutkan jumlah penduduk papua pada tahun 2014 berjumlah 3,486 juta jiwa/penduduk dengan jumlah yang sangat besar ini bukan hanya penduduk asli papua saja tetapi terdapat homogenitas penduduk ada jawa,batak,ambon, timur, bugis dan masi banyak lagi suku-suku lain yang datang dari luar Papua telah lama menetap di papua maupun yang baru datang  memang kita bisa  lihat dari penduduk asli papua yang  sangat menerima perbedaan dan sikap toleransi atau saling menghargai yang sangat tinggi, hal ini dapat di lihat sekarang ini,   Papua mempunyayi (SDA ) sumber daya alam yang tinggi mulai dari tambang, hasil hutan, hasil laut dan masi banyak lagi yang sementara di kelola maupun yang belum di kelola ini membuat orang papua  menjadi banga dengan papua. Penulis sangat kagum dengan dengan Papua.

 

B.     PERUMUSAN MASALAH

Yang menjadi tema besar dalam karya ini adalah “Persatukan Perbedaan Hati Untuk Membangun Papua Dalam Menghadapi Persaingan Global”,  kata dasar dari persatukan perbedaan hati mempunyayi makna yang sangat mendalam karena dengan persatukan perbedaan hati kita bisa menghadapi tantangan masalah yang datang dan bisa membaguan kata ini bisa merangsang manusia untuk berpikir secara rasional dan mengutamakan kebersamaan, dengan persatukan perbedaan hati berarti dapat menyatukan pikiran untuk hal yang positif yaitu pembangunaan, sedangkan pembangunan adalah “ Bangun “  kata ini menunjukan sebuah perubahan dari satu bentuk/wujud ke bentuk atau wujud baru. Jadi pada dasarnya bahwa pembangunan adalah perubahan suatu keadaan / kondisi yang meningkat ke keadaan / kondisi baru pada posisi yang lebih baik dari sebelumnya.

Pembangunan itu sama dengan perubahan bentuk/wujud, keadaan.
Istilah Pembangunan memiliki pengertian yang luas, mencakup berbagai aspek yang berhubungan dengan kehidupan manusia. Pembangunan itu adalah suatu proses sosial yang direncanakan secara sadar dan berlangsung secara berkelanjutan, menyangkut berbagai aspek kehidupan antara lain : pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik, sosial, budaya, hukum, ekologi, SDM, SDA, infrastruktur dan aspek-aspek lainnya yang pada intinya menyangk
.

kehidupan manusia, penulis ambil contoh Pembangunan ekonomi rakyat di sini menunjukan bahwa ada perhatian dan upaya untuk merubah kondisi ekonomi rakyat dari yang belum baik meningkat ke kondisi yang lebih baik dan maju. Begitu pula dengan pembangunan pada bidang atau aspek lainnya, seperti kesehatan, pendidikan, hukum dan lain sebagainya  Itulah  sebuah pembangunan. Dengan demikian apabila ada kemajuan yang dialami masyarakat setempat, maka itulah yang dikatakan pembangunan. Kalau tidak ada dampak atau manfaat bagi masyarakat itu boleh dikatakan pemusnahan  rakyat atau bukan pembangunan.

Globalisasi secara umum di pandang sebagai suatu proses yang mendunia dimana individu tidak terikat oleh negara atau batas-batas wilayah. Setiap individu dapat terhubung oleh siapa saja yang ada dibelahan bumi ini dan terjadi penyebaran informasi dan komunikasi melalui media cetak dan elektronik yang mendunia. Globalisasi sendiri berasal dari bahasa inggris yaitu Globalization. Kata "Global" berarti mendunia sedangkan "Lization" berarti proses. Sehingga dalam Pengertian Globalisasi menurut Bahasa indonesia adalah suatu proses yang mendunia. Globalisasi merupakan suatu proses masuknya negara ke dalam pergaulan dunia. Globalisasi membuat suatu negara semakin kecil atau sempit dikarenakan kemudahan dalam berinteraksi antarnegara baik itu dalam perdagangan, teknologi, pertukaran informasi,  dan gaya hidup maupun dengan bentuk-bentuk interaksi lainnya. 

Achmad Suparman mengatakan bahwa pengertian globalisasi adalah suatu proses yang menjadikan sesuatu benda atau perilaku sebagai ciri dari setiap individu di dunia tanpa dibatasi oleh wilayah. Anthony Giddens mengatakan bahwa globalisasi adalah intensifikasi hubungan sosial secara mendunia sehingga menghubungkan antara kejadian yang terjadi dilokasi yang satu dengan yang lainnya serta menyebabkan terjadinya perubahan pada keduanya, sedankan Menurut Selo Soemardjan, mendefinisikaan globalisasi adalah sebuah proses terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah tertentu yang sama.

 Telah di beri sedikit gambaran secara garis besar mengenai tema di atas sehinga dapat di Tarik kesimpulan bahwa “Persatukan Perbedaan Hati Untuk Membangun Papua Dalam Menghadapi Persaingan Global”, Papua yang termasuk bagian dari wilayah Indonesia juga tidak terhindar dari pengaruh globalisasi yang sedang merambat masuk ke wilayah ini sehinga untuk membangun papua memang kita perlu besatu mulai dari kalanagan bawa, menegah, hinga kalangan atas bersatu dalam hati barulah menyatukan pikiran, tujuan, untuk membangun, mensejahterakan Papua menghadapi persaingan global bukan hanya itu persaingan di antara kita sendiri seperti, permusuhan, perbedaan etnis, perbedaan agama, perbedaan mayoritas minrotas, RAS dan perbedaan-pebedaan yang berpotensi menimbulkan konflik individu maupun konflik kelompok harus di hindari barulah kita memikirkan mengenai globalisasi karena hal ini bukan lah masalah kecil kita harus mempersiapkan Politik, Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan, sumber daya manusia ( SDA ) yang handal agar bisa mampu bersaing dengan tantangan besar yang akan di hadapi Papua nantinya.

Oleh sebab itu, maka prioritas-prioritas pembangunan di Tanah Papua hendaknya di kaji secara baik dan mendalam sehingga sasaran program pembangunan yang hendak di tuju benar-benar berdampak positif  lebih besar terhadap aspek pembangunan dalam menghadapi persaingan global, Di masa yang akan datang, masyarakat kita jelas akan menghadapi banyak perubahan sebagai akibat dari kemajuan yang dicapai dalam proses pembangunan yang telah berlangsung dari waktu ke waktu, kemajuan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengaruh globalisasi. Satu hal yang tidak mungkin dihindari adalah kegiatan pembangunan nasional akan semakin terkait erat dengan perkembangan internasional ( globalisasi ).

Secara teoritis, bahwa kegiatan pembangunan nasional suatu bangsa yang menjadi bagian tak terpisahkan dari perkembangan internasional akan menumbuhkan apa yang lazim disebut dengan global governance ( pemerintahan yang sifatnya terbuka /membuka diri).

 

 

 

C.    TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN

a.      Tujuan penulisan

Adapun tujuan yang ingin di capai dari karya ilmiah ini adalah

1.      Untuk mengasah kreaktifan untuk menulis

2.      Untuk mengaali ide-ide ilmiah sesuai dengan tema di atas.

b.      Manfaat Penulisaan

1.      Untuk mengembangkan solusi penulis terhadap tema di atas.

2.      Dapat berguna bagi orang yang membaca karya ini.

3.      Membuka pemahamam pemerintah dan masyarakat tentang tema di atas.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN METODOLOGI PENULISAN

 

A.    Kajian Teoritis

Rogers mendefinisikan pembangunan sebagai suatu proses perubahan sosial dengan partisipatori yang luas dalam suatu masyarakat yang dimaksudkan untuk kemajuan sosial dan material (termasuk bertambah besarnya kebebasan, keadilan dan kualitas lainnya yang dihargai) untuk mayoritas rakyat melalui kontrol yang lebih besar yang mereka peroleh terhadap lingkungan mereka. Berbeda dengan Shoemaker mengungkapkan mendefinisikan Pembangunan merupakan suatu jenis perubahan sosial dimana ide-ide baru diperkenalkan kepada suatu sistem sosial untuk menghasilkan pendapatan perkapita dan tingkat kehidupan yang lebih tinggi melalui metode produksi yang lebih modernisasi pada tingkat sistem sosial. Kata dasar dari pembangunan adalah “ bangun “  kata ini menunjukan sebuah perubahan dari satu bentuk/wujud ke bentuk atau wujud baru. Jadi pada dasarnya bahwa pembangunan adalah perubahan suatu keadaan / kondisi yang meningkat ke keadaan / kondisi baru pada posisi yang lebih baik dari sebelumnya. Pembangunan  itu sama dengan perubahan bentuk / wujud,keadaan.

Berbicara masalah Globalisasi kita ketahui bahwa Globalisasi merupakan suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat secara nyata, sehingga sulit untuk disaring atau dikontrol.

Dr. Nayef R.F. Al-Rodhan, mendefinisikan bahwa Globalisasi adalah proses yang meliputi penyebab, kasus, dan konsekuensi dari integrasi transnasional dan transkultural kegiatan manusia dan non-manusia. Sama halnya secara intensif terjadi pada awal ke-20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi.  Kontak budaya tidak perlu melalui kontak fisik karena kontak melalui media telah memungkinkan.  Karena kontak ini tidak bersifat fisik dan individual, maka ia bersifat massal yang melibatkan sejumlah besar orang. Ada pandangan lain mengenai globalisasi menurut Emanuel Ritcher mendefinisika bahwa pengertian globalisasi adalah suatu jaringan kerja global yang mempersatukan masyarakat secara bersamaan yang sebelumnya tersebar menjadi terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia. Selain dua ahli yang mendefinisikan mengenai globalisasi Martin Albrow adalah seluruh proses penduduk yang terhubung ke dalam komunitas dunia tunggal, komunitas global.

 

B.     Kerangka Berpikir

Yang mendasar kerangka berpikir penulis di sini adalah kita sebagai masyarakat yang hidup di tanah papua memang mendapat tantangan yang sangat banyak karena pembangunaan lambat merata ke semua wilayah yang ada di papau karena letak geografis papua yang banyak gunung-gunung khususnya di papua tenga, itu alasannya hinga kita di kategorikan papua itu masi tertingal dari segi pambangunaannya apalagi mau menghadapi persaingan global, kita membutuhkan persatuan dari semua lapisan suka, agama yang ada di papua untuk membangun, tidak ada perbedaan etnis, agama dan lain sebagainya yang merusak persatuan itu.

 

C.    Metodologi penulisan

Dalam metodologi ini penulis akan mendeskripsikan mengenai cara penulis mendapatkan data dan teknik mengolah data akan di jelaskan sebagai berikut:

1.      Lokasi Pengumpulan Data

Lokasi yang menjadi sasaran pengumpulan data penulis lakukan di Telkom, Warnet, UPT UNCEN, Perpustakan Daerah, Perpustakan Uncen.

 

2.      Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang di gunakan oleh penulis di sini adalah :

Ø  Websaite

Adalah cara pengambilan data dari internet

Ø  Buku

Adalah Cara Penulis mengambil data dari buku.

 

3.      Teknik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul kegiatan berikutnya adalah pengolahan data, pengolahan data adalah untuk menguji hipotesis yang telah di rumuskan.

Ø  Editing atau pemeriksa data yang telah di peroleh dari website dan buku lalu di analisis.

BAB III

PERSATUKAN PERBEDAAN HATI UNTUK MEMBANGUN PAPUA DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN GLOBAL

 

A.    KOMONIKASI MENYATUKAN PERBEDAAN SOSIAL DALAM MEMBANGUN PAPUA

Sesuai dengan harkat kemanusiaan, manusia sebagai mahluk sosial dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak dapat menyendiri tanpa berubungan dengan orang lain. Terlebih bagi manusia Indonesia yang berfalsafah hidupnya pancasila, maka mereka bukan hanya sebagai mahluk sosial semata-mata, namun masi mempunyai ciri sebagai makhluk ber-ketuhanaan dan ber-prikemanusiaan yang adil dan beradap, maka hubungan antar sesamanya harus di jiwai oleh rasa kebersamaan dan kekeluargaa. Komonikasi sosial yang semacam ini merupkan modal yang sangat berharga dalam pembangunaan bangsa terlebih khusus papua bahkan merupakan prasyarat dan sekaligus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari totalitas proses administrasi dan menajem. Deskripsi tersebut memberi petunjuk betapa pentingnya arti komonikasi bagi pembangunaan terlebih khusus di papua dalam menghadapi tantangan globalisasi yang kita mulai meraskan efeknya. Pertama-tama kita kedepankan komonikasi setelah itu berkomonikasi yang baik untuk menyatukan perbedaan di antara kita lalu merangsang pikiran manjadi satu untuk melakukan tindakan yang positif / terpuji oleh orang lain, tidak memilih-milih orang berdasarkan RAS, etnis, untuk berkomonikasi. Hal ini mempunyai atmosfir besar yang sangat berpengaruh untuk membentuk ikatan kekeluargaan, saling peduli sesama untuk membangun papua dalam menghadapi tantangan globalisasi.

Penulis tidak lupa memaparkan deskripsi mengenai Hambatan komonikasi dari masalah-masalah teknis yaitu: seperti sarana komonikasi yang tidak memadai, kondisi lingkungan yang tidak menunjang dan sebaginya. Di samping itu ada yang berasal dari masalah-masalah non teknis seperti adanya manusia/kelompok/golongan yang mempunyai pandangan yang apriori terhadap pembangunaan prasangka yang kurang baik di dasari oleh emosi semata-mata, suasana otoriter, masyarakat yang tertutup dan adanya orang/kelompok/golongan/ masyarakat yang egosentris. Manusia yang kehilangan peranaan sosialnya apabila tidak tersentuh sepenuhnya oleh pelayanan pembangunaan akan menimbulkan ketimpangan sosial, keresahan sosial, kerawanaan sosial yang pada gilirannya akan mengancam kestabilan sosial, kestabilan keamanaan dan ketetiban, kestabilan ekonomi, politik kestabilan nasional, paling tidak menjadi seterusnya sebagai beban pembangunaan di papua. Memang di akui masalah-masalah di atas sering terjadi, tetapi kita harus merubah pola pikir kita mengenai prespektif kita tentang pembangunaan di papua tidak dapat berjalan dengan lancar tanpa komonikasi. Penulis melihat bahwa melalui keberhasilan pembangunaan bidang kesejateraan sosial akan kian tercipta suasana dalam kehidupan masyarakat dalam mana:

1.      Masyarakat objek pembangunaan kian berkurang di lain pihak jumlah manusia jumlah manusia pembangunaan kian bertambah.

2.      Tercegahnya kecendurungan menjadi kepontal-kepontalnya seseorang, keluarga dan kelompok masyarakat dalam proses pelaksanaan pembangunan.

3.      Kesadaran sosial, tangung jawab social, rasa kebersamaan dan kesetiaakawanaan sosial akan terlestarikan bahkan kian meningkat

4.      Disiplin sosial akan kian mantap sehinga disiplin nasional akan kian mapan

5.      Tercegahnya kecendurungan timbulnya keresahan sosial dengan segala reperkusianya.

 

B.     BEDA ETNIS BUKAN TANTANGAN UNTUK MEMBANGUN PAPUA

 

Globalisasi mempunyai dampak besar melonggarkan dan dapat pula melepaskan ikatan etnis dan agama. Kemajuan komunikasi dan ilmu pengetahuan, menurut Kleden, bisa menjauhkan atau mengasingkan dan mendekatkan kita. Papua merupakan daerah yang terdapat homogenitas penduduk tidak kala besar dengan daerah lain di pulau jawa hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk yang besar menurut data yang di peroleh dari Badan Pusat Statistik ( BPS ) menyebutakan penduduk papua berjumlah sekitar 3,486 juta jiwa/penduduk, data ini menjelaskan jumlah yang besar ini bukan hanya orang papua asli pada khususnya tetapi di tambah dengan jumlah suku-suku lain atau orang dari daerah lain yang suda lama menetap di papua seperti orang yang datang dari pulau jawa, maluku, NTT, kalimantan melalui program transmigrasi ada yang datang dengan tujuan merantau, ikut keluarga yang suda ada di sini, maupun melaui program lain sebagainya.

Penulis mengutip tentang tentang pesan yang di sampaikan Pak Presiden Joko Widodo “Kita perlu mengingatkan bahwa negara kita ini adalah negara yang majemuk, yang plural. Ada banyak suku, ada banyak adat istiadat, ada banyak agama, ada banyak budaya yang bermacam-macam, beraneka ragam. Itulah kebinekaan kita. Tetapi, yang harus kita jaga adalah toleransi, kebersamaan, persatuan di antara kita di mana pun”, Kalau mau bicara jujur masalah etnis memang di pandang oleh sebagian masyarakat papua sebagai penghalang atau tantangan untuk membangun Papua untuk lebih baik, penduduk asli papua dari kalangan masyarakat pada umumnya mempunyai pikiran yang sama dalam menangapi wacana ini Sehinga sedikit-sedikit kegagalan pembangunaan di papua di definisikan oleh masyarakat ini dengan bahasa yang beda-beda tapi tujuan sama. Contohnya masyarakat papua sangat menolak program Kementrian Dalam Negri ( KEMENDAGRI ), untuk memprogramkan transmigrasi bagi provinsi papua penolakan ini di lakukan dengan cara yang berbeda-beda namun tujuannya sama yaitu penolakan transmigrasi, seperti di kalangan mahasiswa mengadan demonstrasi palang kampus dengan agenda mengajak partisipasi masyarakat untuk menolak program transmigrasi bagi provinsi, ada yang menekan agar suprastruktur dan infrastruktur politiknya mengeluarrkan larangan-larangan bagi transmigrasi, ada yang menyurati atau memberi proposal penolakan transmigrasi ke papua.

Entah semua di lakukan dengan tujuan dan kepentingan yang mulia dan sama, atau pun dengan alasan dapat merauk rupiah saja alias cari uang, cari kehormatan di masyarakat papua. Penulis mengulas sedikit saja gesekan yang terjadi di kalangan masyarat sehinga mereka sangat membenci dengan etnis lain menurut penulis:

1.      Masalah etnis / RAS

Orang berpandangan bahwa RAS melanesia tidak sama dengan RAS melayu

2.      Konflik politik

Ingin memisahkan diri secara politik yang telah di perjuangkan sejak lama

3.      Masah integrasi

4.      Penyetujuan penyatuan papua ke indonesia di lakukan dengan cara yang licik

5.      Nepotisme Etnis dalam birokrasi

Mengangap RAS melayu lebih banyak di birokrasi, sehinga terdapat sedikit RAS melanesia

6.      Membandigi indonesia dengan negara lain dari segi politik, ekonomi, pendidikan, perkembangan IT, dan lain sebagainya.

Merasa perkembangan di indonesia terlalu ketingalan dengan perkembangan di uni Eropa, hal ini menunjukan bahwa globalisasi sedang merambat masuk ke papua.

Ini saja masalah-masalah yang penulis kemukaan menurut prespektif penulis menyebabkan kegagalan pembangnan di papua. Kalau kita melihat kembali ke sejarah kita perna di dengar dan tercataat hinga saat ini, Ketika memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, tangal 17 agustus 1945, para pendiri Negara ini menyatakaan denga tegas bahwa Indonesia adalah sebuah Negara kesatuan. Dalam kenyataan, perjuangan untuk menciptakan sebuah Negara kesatuan seperti yang dicita-citakan  merupakan sebuah proses sosial, politik yang memakan waktu panjang dan sangat kompleks. Sebagi contoh, perlawanaan terhadap kolonial belanda terus berlangsung setelah proklamasi kemerdekaan hinga 1949- ketika kedaulatan republic Indonesia secara de facto akhirnya di capai.

globalisasi telah merambah ke indonesia dan tidak menutup kemungkinaan akan masuk ke papua dalam kurung waktu yang singkat kita tidak bisa berpangku tangan bersantai-santai, masi sibuk dengan masalah saya orang asli, saya orang pendatang, saya yangharus bangun papua. Saatnya kita berpikir secara rasional, berpikir secara Global membutuhkan peyatuan etnis, penyatuan hati dan pikiran mengenai pembangunaan di papua, mulai dari memperiapkan SDM yang mampu bersaing di globalisasi, politik, ekonomi, pendidikan.

Benang merahnya adalah Sejarah atau landasan falsafah bangsa ini menyatakan tidak ada perbedaan etnis dalam hal pembangunaan perjuangan untuk sesuatu yang sifatnya universal seperti pembangunan lebih khusus di papua. Sehinga di tarik kesimpulan bahwa pembagunaan di papua akan berjalan dengan lancar dan terkendali ketika kita tidak saling memetak-metakan Etnis RAS, kalau mau papua itu maju di dan bersaing dengan daerah-daerah di pulau jawa. Oleh karena itu kita harus menyatukan hati pikiran untuk membangun papua.

 

C.    DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP PEMBANGUNAAN PAPUA

 

Abad 21 di warnai oleh kegiatan globalisasi, kesiapan kita untuk menghadapinya perlu di permantapkan lagi dengan cara bekerja sama dengan semua lapisan di papua. Pada poin-poin sebelumnya telah di dekripsikan mengenai globalisasi di poin ini penulis akan mengulang sedikit penjelasaannya, globalisasi adalah suatu proses yang mendunia dimana individu tidak terikat oleh negara atau batas-batas wilayah. Setiap individu dapat terhubung oleh siapa saja yang ada dibelahan bumi ini dan terjadi penyebaran informasi dan komunikasi melalui media cetak dan elektronik yang mendunia. tantangan nyata pada era globalisasi semakin kompleksnya berbagai bidang kehidupan karena adanya teknologi informasi, telekomunikasi, dan transportasi yang membawa pengaruh terhadap berbagai nilai dan wawasan masyarakat internasional. Tantangan globalisasi yang mendasar dan akan dihadapi, antara lain sebagai berikut:

1.      Sikap individualisme, yaitu munculnya kecenderungan mengutamakan kepentingan diri sendiri di atas kepentingan bersama, memudarkan solidaritas dan kesetiakawanan sosial, musyawarah mufakat, gotong royong, dan sebagainya.

2.      Apresiasi generasi muda, yaitu banyaknya generasi muda yang sudah melupakan para pejuang dan jati diri bangsanya dengan fenomena baru, yaitu lebih mengenal dan mengidolakan artis, bintang film, dan pemain sepak bola asing yang ditiru dengan segala macam aksesorisnya.

3.      Pandangan kritis terhadap ideologi negaranya, yaitu banyaknya masyarakat yang sudah acuh tak acuh terhadap ideologi atau falsafah negaranya. Mereka sudah tidak tertarik lagi untuk membahasnya bahkan lebih cenderung bersifat kritis dalam operasionalnya dengan cara membanding-bandingkan dengan ideologi lain yang dianggap lebih baik.

4.      Diversifikasi masyarakat, yaitu munculnya kelompok-kelompok masyarakat dengan profesi tertentu yang terus berkompetisi dalam berbagai bidang kehidupan guna mencapai tingkat kesejahteraan yang bertaraf internasional (mengglobal).

5.      Keterbukaan yang lebih tinggi, yaitu tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan, pemerintah yang lebih mengendapkan pendekataan dialogis, demokratisasi, supremasi hukum, transparasi, akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi.

Perlu di catat bahwa sikap individualisme yaitu munculnya kepentingan mengutamakan diri sendiri di atas kepentingan bersama. ini tantangan pembangunaan yang di hadapi papua saat ini masi mengutamakan kepentingan individu, etnis dalam membangun papua yang belum terlalu merasakan dampak globalisasi saja dalam pembangunaan sering terjadi gesekan, apalagi globalisasi itu secepatnya kita akan hadapi contohnya kita menghadapi MEA kesiapan dari segi SDM, Politik, Ekonomi dan lain sebagainya belum cukup matang di perparah masi ada perbedaan pikiran dalam membangun papua. sekarang saatnya kita bersatu menyatukan hati, pikiran untuk membangun papua dan mempersiapkan diri menghadapi MEA nanti, dan tantangan globalisasi yang berikut-berikutnya.

D.    PERSATUKAN HATI DAN PIKIRAN UNTUK MENGHADAPI TANTANGAN GLOBAL

Di mana-mana ketika kita jumpai demonstrasi masa para aktivis-aktivis akan berteriak kita harus lawan, kita harus mendukung hal ini di maksudkan agar hati dan pikiran masa harus menjadi satu untuk satu tujuan, kita harus selalua menunjukan rasa kebersamaan kita di semua lapisan masyarakat kekompakan, kebersamaan untuk membangun papua dari semua aspek tanpa membedakan suku, agama, karena Cuma dengan begini pembangunaan di papua akan mengalami peningkatan dan mampu bersaing di kanca globalisasi, kita tidak bisa meniadakan globalisasi dari papua. tapi kata harus mampu mempersiapkan diri mempererat persatuan, kepedulian yang tingi  dari sekarang, bisa di mulai dari bidang:

a.       Bidang Politik

Berpolitik secara beretika, dan bersaing secara sehat, Memberantas korupsi dengan baik dan sampai ke akar-akarnya sehinga tidak mengurangi uang negara yang fokusnya untuk pembangunaan, menghapus lembaga-lembaga yang tidak berkontribusi kepada negara dan hanya buang-buang uang negara

b.      Bidang Ekonomi

Bekerja keras meningkatkan perekonomian mulai dari tingkat lokal dengan cara melibatkan masyarakat secara universal tidak memilih keluarga untuk di beri bantuan usaha, memberi pendidikan ekonomi yang baik kepada masyarakat.

c.       Bidang Pendidikan

Kalu bisa di papua fokus utama pembangunaan dulu hal ini ketika di lakukan maka akan mempunyai atmosfir yang besar untuk mendongkrak laju SDM papua, ketika SDM kuat maka politik ekonomi dan bidang-bidang lain juga turut di dongkrak.

Hati dan pikiran yang bersatu adalah pondasi yang kuat dan kokoh untuk melandasi pembangunaan di papua.

 

 

E.     BERSAMA MEMPERSIAPKAN SUMBER DAYA MANUSIA

Pembangunan sumber daya manusia ( SDM ) harusnya menjadi fokus utama dalam tiap program yang di rancang kabupaten di papua karena letak geografis, sumber daya alam, ekonomi, politik, budaya, membutuhkan perhatian yang sangat serius di mana sampai saat ini yang mengatur semua ini sifatnya masi meniru-niru pembangunaan di provinsi lain bahkan di negara lain, karena manusia yang sekarng mengelolai hal ini belum mampu menemukan ide-ide baru mengenai masalah-masalah pembangunan yang di hadapi. Menurut data statistik yang penulis dapatkan menjelaskan indeks pembangunaan manusia sebagai berikut Sampai akhir 2013, Provinsi Papua dan Papua Barat masih menjadi daerah dengan persentase penduduk miskin tertinggi di Indonesia. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Papua dan Papua Barat pada 2013 sebesar 66,25 dan 70,62, masih berada di posisi papan bawah dibandingkan dengan rata-rata seluruh wilayah. Dari tahun ke tahun, tampaknya perubahan tak banyak beranjak, menyebabkan gejolak ketidakpuasan tak pernah pupus.

Masi terlalu rendah IPM provinsi papua menunjukan indikator bahwa kurang ada keseriusan dan kebersamaan dalam pembangunaan SDM papua, pembangunan kalu bisa di tempatkan pada pembangunaan manusianya dulu sehinga kelak mempunyai daya saing yang tingi di kanca global, juga membuka ruang untuk mendongkrak IPM papua lebi tingi, dan mampu mengelola kekayaan alamnya sendiri dan melibatkan masyarakat, hal ini dapat mendorong meningkatnya aspek-aspek lain di papua. di ingatkan sekali lagi bahwa pembangunan SDM tidak dapat berjalan tanpa persatuaan yang kokoh tidak memandang Etnis, Agama, dan lain sebgainya.

 kita musti ingat bahwa  Perlu di catat bahwa Jenderal Napoleon Bonaparte pernah mengatakan, jika ingin menguasai dunia, maka kuasailah Pasifik. Di pasifik itu ada Indonesia, dan Papua berada di bibirnya, sehingga para pemuda yang ada di dalamnya akan menjadi garda terdepan menghadapi kemajuan dan berbagai perubahan akibat era global," katanya.

 

F.     MEMBANGUN EKONOMI DAERAH MENGHADAPI TANTANGA  GLOBAL

Perekonomian memang manjadi sasaran utama yang akan di serang bertubitui-tubi oleh bangsa-bangsa lain saling memperlihatkan hasil produksinya yang paling baik kemudian proses dagangannnya jadi muda masuk keluar di seluh wilayah tanpa di kenakan sangsi pajak sehinga pertukaran barang secara global, turut subur industri-industri besar negara lain yang berdiri di negara kita hal ini kemudian  menekan ekonomi di indonesia yang belum siap ini semakin terpuruk dan terlebih khusus di papua, hal-hal yang nanti terjadi:

1.      berlakuna konsep kepemilikan modal besar akan semakin kuat yang kecil akan semakin tersingkir,menyebabkan potensi lokal di papua menjadi tidak laku karena contohnya kemasan yang kurang menarik, dan lain sebagainya.

2.      Pemerintah hanya sebagai regulasi dalam mengatur ekonomi yang mekanismenya di tentukan oleh pasar

3.      Sektor-sektor ekonomi rakyat yang di berikan subsidi semakin berkurang, koperasi semakin sulit berkembang dan penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya yang suda semakin di tingalkan

4.      Kompetesi produk dan harga semakin tingi sejalan dengan tingkat kebutuhan masyarakat yang semakin aktif.

Wah ini masalah besar dan cukup serius ini kalau mau menintrospeksi diri pada saat ini kita di papua sangat belum bersatu hati untuk menyiapkan pembangunaan dari segi ekonomi yang cukup signifikan untuk menghadapi tantangan ini. Para petingi-petingi daerah masi sibuk membangun bangunaan dan masi sibuk membangun diri sendiri alias korupsi kalau begini jadinya kapan kita mau bersatu untuk mempersiapkan ekonomi yang baik, Oleh karena itu dalam proses membangun ekonomi daerah ini kita perlu duduk bersama-sama menyatukan pikiran dan berdiskusi sehinga kita dapat ide-ide yang mampu menyelamatkan perekonomian kita di level nasional terlebih kuhus di papua, karena kalau perekonomian investor dari negara luar akan datang bekerja sama, bukan hanya datang lalu ambil lelayaan alam lalu pulang, dan bekareja sama dengan investor lain lagi secara otomatis kita tertekan dan akhirnya tersingkir.

 

 

BAB IV

PENUTUP

 

A.    KESIMPULAN

Tidak dapat di hindari lagi bahwa persaingan global sementara merambah masuk ke papua dan menyerang semua sisi kehidupan dan pembangunan di papua.

Kita telah membahas panjang lebar tentang kebersamaan membangun papua dalam menghadapi persaingan Global penulis menarik kesimpulan dari tema besar di atas dan isi pembahasan bahwa: tantangan kita kebersamaan hati pikiran dan perbuatan untuk melakukan tindakan positif  adalah tindakan yang baik dan patut di puji,maka dari itu kebersamaan adalah kunci kesuksesan pada sebuah pembangunaan di papua.  penulis menyimpulkan bahwa:

1.      Kita perlu membangun komonikasi yang baik terhadap semua masyarkat untuk mempererat kebersamaan komonikasi mempunyayi nilai yang menyatukan perbedaan untuk membangun.

2.      Pembangunaan harus terjadi melibatkan semua Etnis mengingak daerah papua adalah daerah yang majemuk penduduk atau homogenitas penduduk, hanya dengan begini papua akan mampu menghadapi persaingan global.

3.      Dampak globalisasi menyerang dari semua sisi kita tidak bisa bersikap antiglobalisasi atau menolak perubahan dari luar hanya dengan menyatukan hati dan pikiran kita dapat untuk membangun dan membangun, itulah kuncinya.

4.      Sumber daya manusia memegang peranaan yang tidak kala besar dalam pembangunaan maka dari itu kesimpulanya adalah masyarakat harus mampu dan bersama-sama mendorong mendorong program pemeintah daerah dalam pembangunaan sumber daya manusia ( SDM ).

5.      Mempersatukan pikiran dan tindakan untuk membangun ekonomi yang baik adalah hal utamanya untuk menunjukan potensi lokal di daerah di mata nasional maupun internasional dengan begini perekonomian kita menjadi mampu bersaing ketika kita berada di persaingan global.

 

 

B.     SARAN

Untuk mempersatukan perbedaan hati untuk membangun papua dalam menghadapi persaingan Global maka penulis ada beberap saran yaitu:

1.      Tiadakan nepotisme dalam membangun papua.

Kepada seluruh laipas masyarakat hilangkan rasa kecemburuan etnis yang menguncan di pikiran

2.      Budayakaan kebersamaan yang tingi terhadap lingkungan dan masyarakat.

Melakukakan cara-cara yang kemudian merangsaang kebersamaan itu muncul sehinga mempererat hubungan, dalam hal ini seluruh masyarakat di papua yang melakukannya.

3.      Prioritas utama pembangunaan harus di bidang-bidang yang belum di bangun

Utamakan pembangunaan pada semua aspek terlebih harus membangun manusianya

4.      Sediakan dana yang besar untuk membangun bidang-bidang di papua yang cepat terserang arus globalisasi.

Kepada pemerintah supaya memberi dana bagi pembangunaan manusia dulu manusianya cerdas baru daerahnya di bangun.

5.      Sosialisasikan mengenai persatukan perbedaan hati dalam membangun papua untuk menghadapi persaingan global bekerja sama dengan instansi terkait.

Hal yang sangat penting adalah membuka pikirang masyarakat ini tentang kebersamaan secara terus menerus dalam hal ini membutuhkan kerja keras dari supra dan infrastruktur tertentu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

a.      Buku

1.      Emil salim, Pembangunan berwawasan lingkungan, jakarta : lp3es, 1986

2.      Gavin w. Jones dan yulfita raharjo, Penduduk, lahan, dan laut

Tantangan pembangunaan di indonesia timur, pustaka sinar harapan jakarta 1998.

3.      Nani soedarsono, Catatan untuk bangsa

Esei-esei tentang pembangunan sosial, ekonomi, dan wanita, yayasan melati bhakti pertiwi jakarta.

4.      Piotr sztompka

Sosiologi perubahan sosial, jakarta pernada 2007.

 

b.      Web Saite

1.      Pengertian Pakar.Com

2.      Litbang Kompas

3.      Http://Belajartanpabuku.Blogspot.Co.Id/2013/03/Strategi-Sdm-Dalam-Menghadapi.Html

4.      News.Okezone. Segera-Disahkan-Uu-Kebudayaan-Cegah-Pengaruh-Negatif-Globalisasi

5.      Http://Print.Kompas.Com/Baca/2015/07/18/Presiden-Tetap-Jaga-Toleransi-Dan-Persatuan-Bangsa

6.      Pengaruh-Globalisasi-Terhadap-Pelayanan.Html

7.      Papua Dalam Angka 2014

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PAMERAN NOVEL SASTRAWAN MUDA PAPUA PAMERKAN DUA NOVEL.

DATA MAHASISWA UNCEN HILANG DI PDPT