KISAH PEREMPUAN ISTERI NELAYAN

Gambar
KISAH REMPUAN ISTERI NELAYAN oleh : marlon Siapa sangka sugianti 55 tahun, janda tua yang tinggal di Gilamanuk Kecamatan Melya Kabupaten Jembrana Provinsi Bali ini suda puluhan tahun mengarungi lautan. Pekerjaannya sebagai nelayan dilakoninya lebih dari 20 tahun, sejak dirinya menjanda ditinggal suaminya yang melaut entah kemana dan tidak pernah kembali. “saya tidak tahu, suami saya pergi sama perempuan ataukah pergi ditelang samudera. Sejak itulah saya sendiri yang melaut cari ikan untuk hidup anak-anak saya” ungkap sugianti. Namun kini di umurnya yang semakin tua yakni 55 tahun, si janda tua ini sudah merasa tak kuat melawan panasnya terik matahari dan ganasnya terjangan ombak lautan. Ia hanya meringkuk lemah di gubuknya yang nyaris roboh seorang diri. Kondisi ini diakuinya berjalan selama hamper dua tahun, dan sekarang sudah tidak melaut lagi. Untuk berjalan keluar kamar saja janda tua ini bahkan harus tertatih-tatih. Dia mengaku sering terjatuh sa...

MENYULAM KEMBALI BAHASA PADA FILSAFAT POSTMODERISME




MENYULAM KEMBALI BAHASA PADA FILSAFAT POSTMODERISME

                Oleh Marlon Nelwan Kaitana

 

Kita tudak bisa mengunakan bahasa untuk menjelaskan syarat kemunkinaan berbahasa itu sendiri bagimana bahasa pada dasarnya berkaitan dengan dunia sebab bahasa hanya bisa merepresentasikan atau melukiskan apa yang ada di dunia sedangakan hubungan antara bahasa itu sendiri dengan dunia tidak termasuk di sana. Katakanlah ini ibarat mengatakan bahwa (tanpa cerminaan dan akal-akalan) seorang filsuf  hanya bias memotret dunia tapi tidak bias memotret dirinya sendiri yang sedang memotret dunia itu. Sekarang coba saya menarik perhatian kita untuk melihat pandangan heideger  menawarkan pandang tertentu untuk batas Bahasa dalam sebuah ceramahnya ia mengatakan.

“kalau di lihat dari tampaknya saja semua ini tidak mengatakan apa-apa. Memang tidak mengatakan apa-apa selama yang kita dengar hanyalah kalimat-kalimat yang di katakana saja dan kalimat itu lalu kita uji dengan logika. Tapi bagimana kalau kita ambil yang di katakana sebagai pembimbing pemikiran kita”.

Di awal ceramahnya beliau katakan.

“mari saya tunjukan sedikit bagimana caranya mendengarkan. Yang penting bukanlah mendengarkan serangkaian pernyataan, melainkan mengikuti gerak penyingkapannya”.

Dalam bukunya the way to language.

“ berkata dan berbicara tidaklah identik. Seorang bias saja bicara banyak tetapi  tidak mengatakan sesuatu pun. Orang lain munkin tingal diam saja, tapi tanpa bicara ia justru mengatakan banyak hal … berkata berarti menyingkapkan, menjadi terlihat dan terdengar. Sehinga bertolak dari persoalan bahasa maka sangat pentinglah.

Bila perkara bahasa muncul dari dalam bahasa itu sendiri, maka penyelesaiannya tentu ada di sana pula.

Jadi di sini Bahasa berperan membantu agar peristiwa-peristiwa acak menemukan maknanya dalam Bahasa.
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PAMERAN NOVEL SASTRAWAN MUDA PAPUA PAMERKAN DUA NOVEL.

KISAH PEREMPUAN ISTERI NELAYAN

‘Orang-orang berpikir bahwa data ada di cloud, tetapi tidak. Ada di lautan. '